lestarikan budaya Nasional

lestarikan budaya Nasional
pendidikan jalan merintis hidup bahagia

Jumat, 20 Mei 2011

KLIPING INFLASI INDONESIA TAHUN 2000


KLIPING EKONOMI
INFLASI DI INDONESIA

 









Kliping ini disusun untuk memenuhi
Tugas Mata Pelajaran Ekonomi Semester 2
Tahun Ajaran 2007/2008


Disusun oleh :
Kelompok XI.IS.I
1.      Dwi Astuti                 ( 9 )
2.      Efi Umariah             (11)
3.      Elisya Vofiayu         (13)
4.      Fiqi Firlana              (15)


SMA NEGERI I KUTOWINANGUN
TAHUN AJARAN 2007/2008


MOTTO

            Pendidikan adalah perhiasan di waktu senang dan tempat berlindung di waktu susah.
            It is better to be preserved in vinegar than to rot in honey.
            The good love isn’t appear from the beauty or from the smartness, from in the character.
            Kawan sejati bagaikan satu jiwa dalam dua badan.
            True friendship is a plant of slow growth and must undergo and with stand the shocks of adversity before it is entitled to the appellation.
            Kita bisa  memberi tanpa mencintai, tapi kita tidak bisa mencintai tanpa memberi.
            Cinta yang hakiki adalah ketika kita merasakan indahnya mencintai Allah.
            Kendalikan lidahmu, sebelum lidahmu mengendalikanmu.



















KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada kami selaku penyusun, sehinga kami dapat menyelesaikan kliping ini dengan baik tanpa suatu alangan. Kliping yang kami susun untuk memenuhi Tugas Mata Pelajaran Ekonomi Semester 2 bertemakan inflasi. Dalam kliping ini kami membahas Inflasi di Indonesia pada tahun 2000 silam.
Pada kesempatan yang baik ini, kami selaku penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya kliping ekonomi ini, baik moril maupun materil. Tanpa bantuan dari semua pihak, kami selaku penyusun tidak dapat menyelasaikan kliping ini dengan baik dan lancar.
Kami selaku penyusun kliping ini menyadari sepenuhnya bahwa kliping dari kami masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, karena kami masih dalam taraf belajar, untuk  itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian yang sifatnya membangun. Semoga kliping yang kami susun dapat berguna dan dapat menambah pengalaman, serta ilmu pengetahuan khususnya, bagi para pembaca dan siswa-siswa SMA Negeri I Kutowinangun.













DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................            i
MOTTO...............................................................................................            ii
KATA PENGANTAR.......................................................................            iii
DAFTAR ISI......................................................................................            iv
PENDAHULUAN.............................................................................            v
ISI........................................................................................................            1
o       Analisis.........................................................................................            1
o       Tabel..............................................................................................            15
KESIMPULAN.................................................................................            16
PENUTUP ........................................................................................            17






















PENDAHULUAN

Pada era ini inflasi menjadi momok negara. Inflasi yang sangat berpengaruh pada kestabilan mata uang memang sulit untuk dikembalikan. Indonesia juga pernah mengalami hiper inflasi. Inflasi juga menentukan situasi perekonomian di Indonesia.
Tentunya kita tidak mau masalah inflasi berkelanjutan terus menerus. Namun, bagaimana pemerintah mengatasi inflasi? Hal tersebut tentunya  merupakan suatu hal yang tentunya merupakan suatu hal yang patut di pikirkan. Dalam keadaan ini tentunya masyarakat tidak mendapatkan dampak-dampak yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui apa itu inflasi dan apa dampak positif dan negatifnya.





















I S I
ANALISIS

Besarnya laju inflasi tahun 2000 tercatat  telah menngalami inflasi dan deflasi. Sebagai contoh Kabupaten Karawang yang selai mengalami kerugian tetapi juga mengalami keuntungan di berbagai bidang seperti perbankan yang menunjukkan jumlah peningkatan nasabah, yaitu lebih dari 1,4 keli lipat dari tahun 1999. perkembangan inflasi mulai Juli tahun 2000 hinga Juli 2001 memperlihatkan fluktuasi perubahan inflasi bulanan.
Kita semua mengatahui bahwa inflasi lebih banyak merugikan dari pada menguntungkan. Banyaknya inflasi pda thaun 2000 masih bisa terkendali. Menurut para ekonom memandang. Perlambatan ekonomi global dan akses kapasitas manufaktur bisa mengarah  pada penurunan harga-harga.
Inflasi pada tahun 2000 benar-benar mempengaruhi bebrapa kota di Indonesia. Inflasi yang mencapai 9,35 % memberikan sisi positif dan sisi negatif bagi Indonesia. Selama orde Baru, tingkat bunga  yang harus dibayar oleh dunia usaha untuk kredit di atas 20%. Padahal di negara-negara Eropa rata-rata di bawah 5 %.














TAHUN 2000 INFLASI MENCAPAI 9,35 %

Badan Pusat Statistik (BPS)  mencatat selama Desember 2000, inflasi mencapai 1,94 persen, sehingga laju inflasi selama tahun 2000 mencapai 9,35%. Sedangkan laju inflasi tahun anggaran (April–Desember) 2000 sendiri mencapai sebesar 8,33%, ”Selama Desember 2000 secara umum harga  berbagai jenis barang dan jasa menunjukkan kenaikan, terutama disebabkan dengan beberapa hari raya,” kata Kepala BPS Soedarti Surbakti seperti dilaporkan Antara di Jakarta, Rabu (3/1).
Besarnya laju inflasi tahun 2000 ini lebih tinggi dibanding tahun 199 yang hanya mencapai 2,01 %, tapi jauh lebih rendah  dibanding tahun 1998 yang mencapai 77,63%. Selama  Desember, kata Soedarti, beberapa jenis barang dan jasa yang naik. ”Namun ada pula beberapa jenis barang yang turun harga,” kata dia.
Masih untuk bulan Desember, seluruh kelompok pengeluaran yang tercakup dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 5,09%; kelompok maknan jadi, minuman rokok dan tembakau 0,77 bahan makanan sebesar 5,09%; kelompok maknan jadi, minuman rokok dan tembakau 0,77%; kelompok perumahan sebesar 0,37%; kelompok sandang sebesar 2,81% kelompok kesehatan sebesar 0,41%; serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,39%; serta kelompok transport dan komunikasi 1,16%.
Selama Desember 2000, tercatat 41 kota IHK mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Sibolga, Sumatera Utara,sebesar 4,63% dan inflasi terendah di Batam, Riau, sebesar 0,41%. ”Deflasi atau inflasi minus terjadi di Manado sebesar minus 0,16 % dan Kendari minus 0,73 %,” kata Soedarti.
Di Pulau Jawa inflasi terbesar selama Desember 2000 tercatat di surakrta, Jawa Tengah, sebesar 3,04 % dan inflasi terendah di Yogyakarta sebesar 1,37%.



1.      PERHUBUNGAN
Pembangunan jalan guna memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas dari suatu daerah lainnya. Panjang jalan Kabupaten Karawang tahun 2000 mencapai 2.623,7 km, dg rincian sebagai berikut: yang sudah diaspal sepanjang 867,13 Km, permukaan kerikil 552,09 Km dan jalan tanah sepanjang 1.204,48 Km serta kondisi jalan yang baik 25,28 % dan rusak berat 45,91 %.
Pada tahun 2000, jumlah kendaraan yang mengalami kecelakaan mengalami kenaikan sebesar 17,72 % dibanding tahun sebelumnya. Dari jumlah kecelakaan yang terjadi, korban sebanyak 240 orang, sedangkan tahun sebelumnya hanya 176 orang. Berarti ada kenaikan sebesar 36,36 %, dengan perincian sebagai berikut; korban meninggal dunia sebesar 55 persen, luka 27,5 persen dan sisanya adalah luka ringan.
Pada tahun 2000 jumlah pengiriman surat dalam negeri menurun 33,2 %, sedangkan surat dengan tujuan ke luar negeri juga menurun hingga 24,57% dibandingkan tahun lalu. Begitu pula dengan surat yang diterima  oleh kantor-kantor pos yang ada di Kabupaten Karawang, terutama dari luar negeri, juga mengalami penurunan. Jumlah paket baik yang dikirim maupun yang diterima juga mengalami penurunan kuantitasnya.
Jumlah pelanggan telepon di Kabupaten Karawang pada tahun 2000 mencapai 26.726 pelanggan (mengalami penurunan 9,15%). Jumlah Warpostel/Wartel, Telepon Umum Koin dan Telepon Umum Kartu pada tahun 2000 mencapai 385 Warpostel/Wartel, 519 Telapon Umum Koin dan 151 Telepon Umum Kartu, dan sebagian besar berada di Kecamatan Karawang (29,61 % untuk Warpostel/wartel, 45,28 % untuk Telepon Umum Koin dan 60,93 untuk Telepon Umum Kartu)





2.      KEUANGAN DAN HARGA – HARGA
Dalam perencanaan Anggaran Belanja Daerah Tingkat II, pemerintah menganut Sistim Anggaran Berimbang dan Dinamis, yang berarti adanya keseimbangan antara sisi penerimaan dan pengeluaran serta makin meningkatnya jumlah anggaran dan tabungan pemerintah sehinga kemampuan keuangan daerah otonom bertambah dan bantuan dari pemerintah pusat makin berkurang.
Untuk penerimaan daerah tahun 2000 mengalami penurunan sebesar 8,66 persen dibandingkan dengan anggaran tahun sebelumnya. Sedangkan untuk sisi pengeluaran juga mengalami penurunan yaitu untuk pengeluaran rutin turun 1.14% dan pengeluaran.
Kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan di tahun 2000 tidak terlalu berpengaruh terhadap perbankan di Kabupaten Karawang. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah nasabah pada bank pemerintah, yaitu lebih dari 1,4 kali lipat dari tahun 1999, dan untuk dana masyarakat terserap juga menunjukkan peningkatan 58,57 % dari tahun sebelumnya. Sama halnya dengan bank pemerintah, dana yang terserap di bank-bank swasta dan BPR mengalami kenaikan hampir 1,5 kali lipat dari tahun 1999.
Sementara posisi pinjaman, kredit umum mencapai nilai terbesar dibandingkan dengan jenis pinjaman lainnya, yaitu sebesar 176,3 milyar rupiah, kemudian diikuti oleh lainnya yaitu sebesar 65,3 milyar rupiah. Sehingga besarnya nilai kredit secara keseluruhan pada keadaan Desember 2000 mengalami kenaikan sebesar 41,23 % dibandingkan tahun sebelumnya.
Besarnya nilai kredit yang dikeluarkan oleh pegadaian di Kabupaten Karawang selama tahun 2000 mencapai 28,4 milyar rupiah sedangkan pada tahun 1999 hanya mencapai 23,8 milyar rupiah, berarti ada kenaikan hinga 19,33%.
Pada tahun 2000 jumlah KUD tercatat 42 unit dengan jumlah anggota penuh sebanyak 101.773 orang dan jumlah simpanan sebesar 3,19 milyar rupiah. Sedangkan untuk Koperasi Non KUD tercatat sebanyak 930 unit (terjadi kenaikan sebesar 38,39% dari tahun sebelumnya). Jumlah anggotanya pun bertambah sebesar 110,3 % yaitu dari 91.849 orang pada tahun 1999 menjadi 193.176 orang pada tahun 2000.

3.      IHK (INDEKS HARGA KONSUMEN)
Perkembangan inflasi mulai Juli tahun 2000 hingga Juli 2001 memperlihatkan fluktuasi. Perubahan inflasi bulanan Kota Karawang. Mulai Juli 2000 hingga Juli 2001 ada  kecenderungan terus mengalami Inflasi yang terus-menerus menunjukkan keadaan perekonomian Kota Karawang secara makro kurang menggembirakan.
Pada lima bulan pertama pasar masih berusaha  menyesuaikan harga barang/jasa dengan daya beli masyarakat, namun keadaan sosial politik egara yang kurang stabil mengakibatkan sedikit guncangan terhadap pasar. Salah satu akibat yang multisektor yaitu nilai tukar rupiah yang kian merosot serta masyarakat belum satabil. Tercatar indeks Juli 2000 sebesar 184,03 telah naik menjadi 210,01 pada Juli 2001.

4.      PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang lebih populer dengan pendapatan Regional merupakan takaran  makro yang dipakai untuk mengamati perekonomian suatu wilayah atau daerah. Selain indikator-indikator lain, khusus pendapatan regional sangat banyak digunakan oleh para birokrasi pemerintahan, peneliti dan masyarakat dalam mengevaluasi pembangunan pada umumnya memakai data yang bersumber dari pendapatan regional.
Pada tahun 1998 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten karawang mengalami penurunan sekitar 19%, kini setelah krisis sedikit membaik terjadi kenaikan yang cukup melegakan tercatat tahun 1999 pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 5,63 dan tahun 2000 meningkat lagi sebesar 6,04 % yaitu yang sebelumnya Rp 2.346 milyar di tahun 1998 menjadi Rp 2.478 milyar di tahun 1999 dan tahun 2000 menjadi Rp 2.628 milyar. Diharapkan keadaan ini terus dapat ditingkatkan dan kembali untuk mengejar keadaan tahun 1997 yang sudah mencapai Rp 2.925 milyar.
Sebagai perbandingan dapat kita lihat laju pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Barat tahun 1999 juga meningkatkan kondisi yang melegakan mencapai 3,66% dan tahun 2000 mencapai 5,26%, sedangkan tahun 1998 mengalami penurunan hingga 18,74%.




























HARGA-HARGA TERHADAP INFLASI

Jakarta (ANTARA News) – Hasil perhitungan input (IO) Bappenas dan BI menggunakan tabel data harga tahun 2000 menunjukkan kenaikan harga rata-rata BBM industri 10%, maka inflasi berpotensi mendapat tambahan “bonus” 0,2 – 0,3 %.
“Tambahan inflasi itu akan terjadi dalam kurun waktu tiga bulan setelah harga BBM industri dinaikkan Pertamina,” kata Direktur perencanaan makro Bappenas, Bambang Priyambodo saat menjelaskan tabel tersebut kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu.
Dia mengatakan, dampak tambahan inflasi itu akan semakin cepat terasa, bahkan pada bulan pertama setelah kenaikan. Hal ini karena kenaikan harga BBM industri sangat tinggi sedangkan tingkat ketahanan (firm level) dunia usaha telah terdistribusi pada bulan-bulan sebelumnya.
Dijelaskannya, perhitungan tersebut telah mempertimbangkan efek lanjutan dari kenaikan harga BBM industri pada sektor-sektor yang sensitif terhadap kenaikan BBM.
“Memang jika ditanya apakah harga-harga pada tahun 2000 sesuai dengan kondisi sekarang, itu akan mengundang perdebatan panjang,” jelasnya.
Dia berharap, tambahan inflasi tersebut tidak mempengaruhi daya beli masyarakat  karena tidak semua kebutuhan masyarakat dipenuhi oleh industri yang sensitif terhadap kenaikan BBM.
“Kalau kita bisa menjaga juga ketersediaan bahan-bahan pokok terutama bagi  mereka yang miskin, dimana produksi padi saat ini sangat baik dan stok beras juga baik, amka ini cukup aman. Mereka tidak mungkin membeli mobil dan sebagainya,” ujarnya berseloroh.
Pada 1 Novemeber 2007, Pertamina menaikkan harga bahab bakar minyak (BBM) non subsidi untuk industri dengan kisaran 2,9–6,4%.
Harga-harga pangan masih cenderung tinggi karena tren global seperti urbanisasi, perkembangan bioenergi, serta meningkatkan daging konsumsi. Hal ini berdampak pada makanan. Contoh, dengan semakin sedikit lahan yang dapat ditanami untuk bahan pangan. Jika begini keadaannya, dapatkan inflasi dihentikan?. IHK pada Februari meningkat 6,5% dibanding periode yang sama tahun lalu, dimana ongkos transportsi, komunikasi, amkanan, pendidikan, dan kesehatan sanagt terasa kenaikannya. Sebagian penyebab kenaikan harga di atas sebagian didukung masa-masa liburan Tahun Baru China, ketika makanan dan perjalanan ke luar negeri berada pada puncaknya.
Meski begitu, inflasi masih mungkin terkendali. Para ekonom memandang. Perlambatan ekonomi global dan akses kapasitas manufaktur bisa mengarah pada penurunan harga-harga di semester kedua tahun ini, Dan menjelang Juli nanti, efek kenaikan pajak barang dan jasa tahun lalu tidak akan lagi mencerminkan perbndingan year-on-year IHK. Sementara itu, ada beberapa gambaran lain mengenai masalah inflasi yang melanda Singapura saat ini.
Kelompok berpenghasilan menengah menjadi yang paling berat terkena dampak negatif akibat kenaikan ongkos perawatan kesehatan sebesar 4,3% lebih tinggi dibanding ongkos kesehatan bagi kelompk yang lain, yaitu 4,1 persen. Sementara itu, harga-harga makanan memberi pengaruh kepada semua kelompok, yang berkisar pada rata-rata 2,9%.
Namun, kelompok kelas miskin tetap menjadi yang paling terpengaruh, karena harga makanan merupakan 30% pengeluaran mereka. Di sekotor perumahan, berkat pengaruh baik dari bidanng jasa, kelompok berpendapat rendah dan menengah hanya mengalamai inflasi sebesar 0,1%. Itu lebih baik dibanding yang dialami kelompok berpendapatan tinggi, ayitu 1,2%. Ekonomi dibangun sebagai dua unsur dari Trilogi, ayitu pertumbuhan dan pemerataan. Satu unsur lainnya stabilitas yang sangat dibutuhkan untuk mengatur ekonomi dengan terencana dan mantap.






FAKTOR – FAKTOR PENGARUH INFLASI

Pertama tentang penurunan tingkat inflasi yang mencapai 600%. Inflasi atau bahkan kerusakan yang luar biasa hebatnya dan setelah ditangani membaik drastis, sebenarnya juga terjadi dimana-mana. Contoh yang oaling hebat adalah Jerman setelah kalah Perang Dunia Kedua. Setiap kali terjadi kekalutan sosial politik, inflasi  melmbung. Tentu ada faktor salah satu arus ekonomi. Tapi inflasi yang sampai 600% tidak mungkin karerna kelangkaan barang semata. Faktor psikologis memegang peran sangat penting. Semakin ekstrem kerusakannya, semakin mudah menjadikannya “normal” kembali. Mengapa? Karena kerusakan sama sekali tidak masuk akal itu penyebab yang paling uatama yang sanagt kuat, kepercayaan rakyat langsung saja kembali. Lantas faktor teknis ialah “digerojoknya” uang oleh sebuah klub yang khusus dibentuk untuk memberikan utang kepada Indonesia, yaitu IGGI. Dengan kesemuanya ini, apakah kita boleh mengatakan bahwa tingkat inflasi rata-rata selama 32 tahun di atas 10%, sedangkan di negara-negara normal selalu jauh di bawah 10%. Utang luar negeri juga mempunai potensi pengekangan kemandirian yang akan diuraikan lebih lanjut.  
Inflasi erat hubungannya dengan tingkat suku bunga. Selama Orde Baru, tingkat bunga yang harus dibayar oleh dunia usaha untuk kredit yang diperolehnya untuk jangka waktu sangat lama di atas 20%. Di nengara-negara yang normal, yaitu Eropa dan Amerika Serikat, yang para pemimpinnya memuji Tim Ekonomi-nya Pak harto, inflasinya sangat rendah, rata-rata di bawah 5%.

Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB)
            Sekarang tentang pertumbuhan ekonomi. Kita menggunakan istilah Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP), bukan istilah Produk Nasional Bruto atau Gross national Product (GNP). Apa beda antara dua istilah ini? GDP adalah produksi yang berlangsung di wilayah Repbulik Indonesia.  Bagaimana pembagian manfaat yang persis dari hasil pembangunan Orde Baru antara bangsa Indonesia dan bangsa asing tidak pernah dihitung.
Sebagai contoh, minyak yang begitu penting dan strategis  artinya sebesar 85% dieksploitasi oleh perusahaan-perusahaan asing. Pertamina hanya 15%. Lantas kontrak bagi hasil yang formulanya 85% untuk Indonesia dan 15% untuk kontraktor asing nyatanya sampai sekarang pembagiannya 60% untuk bangsa Indonesia dan 40% untuk para perusahan-perusahaan minyak asing itu. Alasannya karena cost recovery. Kok tidak habis-habis samapi sekarang?
Kalau ada investor asing besar mengeduk mineral yang mahal, mineral ini masuk ke dalam GDP yang 7% rata-rata itu. Tetapi barangnya milik asing, dan kalau diekspor, dicatat sebagai ekspor Indonesia yang meningkat. Oleh karena itu Prof. Sri Edi Swasono menyebutnya “Pembangunan di Indonesia” bukan “Pembangunan oleh Bangsa Indonesia”.



















PEMERINTAH DAN INFLASI

Tidak dapat diingkari bahwa selama Orde Baru memang ada upaya-upaya pemberantasan kemiskinan atau lebih baik pengurangan penderitaan dalam bentuk Puskesmas, Beras Miskin, Posyandu dan sejenisnya
Juga ada upaya-upaya dalam berbagai  macam kredit untuk UKM seperti Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Kredit Candak Kulak.
Orde Baru juga menghasilkan Undang-Undang Anti Monopoli dan Undang-Undang Usaha Kecil sebagai rambu-rambu agar mekanisme pasar tidak terjerumus pada akses-akses dari free fight liberalism.
Namun kekuatan-kekuatan yang mendorong ke arah cut throat competition dan free fight liberalism jauh lebih kuat atas pergaruh lembaga-lembaga international raksasa yang langsung memegang leher bangsa Indonesia di Jenewa dalam bulan November 1967, yang lengkapnya akan diuraikan dalam bab tersendiri dalam tulisan ini.
Banyak indikator tentang apakah pemerataan tercapai atau tidak. Buat saya yang terpenting adalah peran UKM, karena mereka pencipta lapangan kerja. Kecuali itu, kebijakan yang pro keadilan dan pemerataan hasilnya juga harus tercermin dalam bentuk keadilan dan kewajaran serta kepatutan dalam pembagian kenikmatan dan beban antara perusahaan besar dan UKM. Mari kita lihat angka-angkanya per tahun 2000. sampai sekarang angka-angka ini tidak banyak berubah, mungkin bahkan memburuk dengan tutupnya begitu banyak industri sangat kecil yang kesulitan BBM, kedelai dan gandum, ditambaha dengan saingan dari China yang dahsyat.
Secara empirik, peran UKM dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional cukup signifikan. Dari sekitar Rp 35,2 triliuan produk domestik bruto (PDB) yang terbentuk selama periode 1998 – 2001, maka lebih dari separuh kenaikannya (56,2% atay Rp 19,8 triliun) disumbangkan oleh UKM. Menurut sektornya, pada periode yang sama, maka disektor persagangan, UKM menyumbang 89,9% dan di sektor jasa menyumbang 65,3% dari tambahan PDB yang terbentuk. Bahkan di sektor keuangan, sementara lembaga keuangan  menengah dan besar mengalami penurunan nilai tambah, masing-masing sebesar 17% dan 2,0%; maka lembaga keuangan kecil justru mengalami peningkatan nilai tambah (PDB), yaitu sebesar 2,0%. Sedangkan secara relatif, kenaikan nilai tambah UKM di sektor industri pengolahan (16,6%) lebih besar dibanding usaha  besar (15,4%).
Dari total tambahan lapangan kerja yang tercipta selama periode 1998 – 2001, usaha kecil menengah masing-masing menyerap 7,9 juta dan 1,0 juta tenaga kerja, sedangkan usaha besar hanya menyerap tambahan tenaga kerja sebesar 41,7 ribu. Di sektor industri pengolahan, tambahan lapangan kerja yang diciptakan oleh indnustri kecil dan menengah sangat besar, yaitu amsing-masing 2,6 juta dan 0,4 juta, sedangkan industri  besar hanya menciptakan 28,3 ribu tambahan lapangan kerja. Demikian pula di sektor lainnya seperti perdagangan dan jasa, tambahan lapangan kerja yang diciptakan oleh usaha kecil juga sangat besar dibandingkan dengan skala usaha besar, yaitu masing-masing sekitar 3,3 juta dan 1,1 juta.
Secara keseluruhan, dalam periode yang sama produktivitas usaha dari usaha kecil cukup bertahan (tetap di sekitar Rp 4,2 juta per unit usaha), sedangkan produktivitas usaha dari usaha menengah dan besar mengalami penurunan. Masing-masing dari Rp 1,24 miliar.
Angka-angka tersebut mengungkapkan bahwa yang menggerakan ekonomi kita selama resesi ini adalah kekuatan ekonomi rakyat yang disebut usaha kecil dan mikro yang jumlahnya sekitar 39 juta. Boleh diaktakan merekalah yang dalam kondisi kehancuran perbankan mampu  membaut  ekonomi tumbuh dengan 4,8% di tahun 2000  dan akan tumbuh terus. Bagian terbesar perusahaan kecil dan menengah ini sama sekali tidak melakukan kejahatan, tidak berdosa apapun juga, sehingga hampir tidak mempunyai kredit macet. (relatif kecil). Kelompok inilah yang mencerminkan wujud nyata kehidupan bagian terbesar rakyat Indonesia yang mempunyai potensi luar biasa untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian ekonomi nasional.

Namun demikain ditinjau dari sudut keadilan dalam pembagian pendapatan, masih terjadi kesenjangan yang sangat besar. Andil UKM rata-rata secara individual masih sangat kecil dibandingkan dengan uasaha besar. Definisi  Usaha  Kecil di Indonesia adalah usaha yang mempunyai omset kurang dari Rp 1 milyar setahun, dan usaha yang mempunyai omset lebih dari Rp 1 milyar tetapi kurang dari Rp 50 milyar.
Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan bahwa jumlah perusahaan seluruhnya di Indonesia adalah 36,8 juta. Dari julah ini tergolong Usaha Menengah Kecil (UKM) sebesar 99,9 %. Jumlah perusahaan-perusahaan besar hanya 1.831 buah atau 0,01%. Tetapi andilnya dalam pembentukkan PDB sebesar 40,64%. Yang 99,9% dari jumlah perusahaan bertanggung jawab atas 59,36% dari PDB.
Ditinjau dari sudut jumlah perusahaan di Indonesia. Ditinjau dari sudut penampungan angkatan kerja, UKM menampung 99,44% dari angkatan kerja yang ada.
Tetapi kalau andil UKM dalam pembentukkan Produk Domestik Bruto atau PDB yang diambil, sangat tidak proporsional. UKM yang merupakan 99,9% dari jumlah perusahaan, andilnya dalam pembentukkan PDB sebesar 59% atau Rp 638 triliyun. Usaha besar yang merupakan 0,01% dari seluruh jumlah perusahaan memberikan andil sebesar 41% terhadap PDB atau Rp 437 triliyun.
Kalau kita ambil rata-ratanya, setiap UKM membnetuk PDB seniali Rp 638 triliyun setiap tahunnya, sedangkan Usaha Besar yang hanya 0,01% membentuk PDB sebesar Rp 437 triliyun. Diambil rata-ratanya, mencerminkan pendapatan. Dapat kita bayangkan betapa timpangnya pendapatan. Mengapa andil daalam pembentukkan PDb begitu penting? Karena andil dalam pemebntukkan PDB kurang lebihnya rata-rata dari UKM dibandingkan dengan perusahaan berskala besar.
Kesadaran ini ada pada setiap pemerintah, termasuk pemerintah Orde Baru. Dalam masa Orde  Baru itu, berbagai program untuk UKM dikembangkan seperti Kredit Investasi Kecil atau KIK, Kredit Usaha Kecil atau KUK, Kredit Modal Kerja Permanen atau KMKP, Pola Inti Rakyat atau PIR, pola kemitraan, pengembangan modal ventura dan masih ada  beberapa lagi.
Tetapi seperti yang dapat kita lihat, pendapatan nasional yang jatuh pada UKM kecil. Bukan hanya pendapatannya yang kecil. Pendapatan yang kecil dibarengi dengan andil yang sangat besar dalam reselience atau kekenyalan atau ketahanan ekonomi nasional.




























TABEL LAJU INFLASI

Tahun
Laju Inflasi
1998
77.63
1999
2.01
2000
9.35
2001
12.55
2002
10.03
2003
5.06





1998       1999        2000        2001       2002        2003
 
  






Dari tabel di atas, sudah menunjukkan laju inflasi di Indonesia. Kita dapat melihat bahwa harga memang terus bergejolak dari tahun ke tahun meski tingkat kenaikkannya berbeda-beda.












KESIMPULAN

Inflasi yang terjadi pada tahun 2000 bukalah  merpakan inflasi terbesar yang terjadi di Indonesia. Namun, inflasi yang terjadi tahun 2000 juga bukan merupakan inflasi yang terendah. Karena pada tahun ini inflasi yang mencapai 9,35 sangat berpengaruh bagi pertumbuhan bangsa Indonesia pertumbuhan bangsa Indonesia, terutama di beberapa kota di Indonesia.
Inflasi juga bukan  merupakan masalah yang gampang untuk diatasi karena pemerintah harus memikirkan langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. Oleh karena itu, pemerintahan yang cakap dan berkompeten harus dimiliki oleh sebuah negara untuk dapat menyelesaikan masalah dengan cepat.

2 komentar:

  1. Bagi yang ingin mencari informasi seputar game dan lainnya
    Tips game

    BalasHapus

  2. Thanks ya, artikel sangat membantu dalam menyelesaikan tugas perkuliahan tentang inflasi dan pengangguran. Kunjungi juga ya MAKALAH INFLASI DAN PENGANGGURAN

    BalasHapus