lestarikan budaya Nasional

lestarikan budaya Nasional
pendidikan jalan merintis hidup bahagia

Jumat, 20 Mei 2011

KLIPING INFLASI INDONESIA TAHUN 1999


INFLASI DI INDONESIA
TAHUN 1999


KLIPING UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA PELAJARAN EKONOMI SEMESTER2









Disusun oleh :
1.     Agung Sumiarso (02)
2.     Alfiatu Zahroh     (04)
3.     Budianto             (06)
4.     Desi Wahyuning (08)
5.     Tri Adi Yatma     (37)

Kelas XI.IS4

SMA NEGERI  1 KUTOWINANGUN
TAHUN PELAJARAN
2007/2008
MOTTO


1.      Pendidikan adalah perhiasan diwaktu senang dan tempat berlindung di waktu susah.
2.      Sederhana lebih baik daripada berlebihan.
3.      Perbaikilah  segala kerusakan kecil hingga tidak mengakibatkan kehancuran.
4.      Kegagalan adalah celaka kecil,tapi putus asa adalah celaka besar.
5.      Kendalikan lidahmu sebelum lidahmu mengendalikanmu.
6.      Menghina orang lain berarti menghina diiri sendiri.
7.      Keyakinan adalah jalan terbaik untuk maju.










































KATA PENGANTAR


            Assalamualaikum Wr. Wb.
           
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan kliping mengenai inflasi di Indonesia periode Januari – Desember 1999.
            Kliping ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas ekonomi semester 2 dengan tema “INFLASI DI INDONESIA”.
            Dalam menyusun dan menyelesaikan kliping ini, kami banyak mendapat bantuan pengetahuan serta bimbingan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Ibu Dra.Hj.Nurhidayati, selaku Kepala SMA N 1 Kutowinangun.
  2. Bapak Teguh Sutondo, selaku guru pembimbing.
  3. Bapak Herman Windriatmoko, selaku wali kelas.
  4. Pihak – pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan  kliping ini.
Semoga kliping ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kami khususnya dan  bagi para  pembaca umumnya.Kami menyadari bahwa kliping ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami berharap pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang dapat membangun kliping menjadi lebih baik.

Wassalamualaikum Wr. Wb.



                                                                                                Penyusun,















DAFTAR ISI
Ø   Halaman judul                                                                                             i
Ø   Motto                                                                                                         ii
Ø   Kata pengantar                                                                                           iii
Ø   Daftar isi                                                                                                     iv
Ø   Pendahuluan                                                                                               1
Ø   Inflasi                                                                                                          2
a)      Penertian inflasi                                                                         2
b)      Prosedur perhitungan dan tingkat akurasi data                           2
c)      Menghitung inflasi kumulatif                                                                   2
d)      Contoh penerapan penghitungan inflasi                                      2
Ø   Inflasi di Indonesia tahun 1999                                                                    3
a)      Annual report                                                                                       3
b)      Kondisi moneter tetap stabil.                                                                 4
Ø   Analisi data                                                                                     6
Ø   Tabel Inflasi                                                                                                7
Ø   Analisis tabel                                                                                               7
Ø   Kesimpulan                                                                                                 8
Ø   Penutup                                                                                                      9


















PENDAHULUAN


Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi adalah dua syarat penting bagi kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang lancar, Negara dapat  melanjutkan pembangunan dan memberi palayanan yang baik bagi rakyatnya. Dengan kestabilan, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pertumbuhan dan kestabilan ekonomi perlu diupayakan sebaik mungkin.
Salah satu sumber ketidakstabilan ekonomi yang dapat mengganggu  pertumbuhan ekonomi  adalah terjadinya  inflasi. Pada dasarnya inflasi berkaitan dengan fenomena interaksi antara penawaran dan permintaan. Namun, pada kenyataannya tidak terlepas dari factor – factor lainnya seperti tata niaga dan kelancaran dalam arus lalu lintas barang dan jasa serta peran kebijakan pemerintah, bahkan lebih luas lagi terkait dengan perilaku sector moneter.
Untuk mengetahui kehadiran inflasi pada suatu wilayah cukup mudah. Cara yang paling sederhana yaitu dengan mengamati harga barang kebutuhan sehari- hari. Apabila harga barang secara umum dan terus menerus mengalami kenaikan, maka di wilayah  tersebut telah terjadi inflasi.
Inflasi sangat merugikan bagi pihak- pihak tertentu,dan mengakibatkan penurunan nilai mata uang.Oleh karena itu perlu suatu pengendalian.Untuk mengendalikan inflasi perlu perpaduan kerja sama yang harmonis antara pemerintah,pihak swasta dan masyarakat.









I.INFLASI

1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah fenomena kenaikan harga-harga pada sebuah lingkup ekonomi. Tingkat inflasi biasanya diberikan dalam persentase. Jika inflasi pada sebuah tahun adalah 10%, maka rata-rata harga barang pada akhir tahun lebih mahal 10% daripada di awal tahun. Atau dengan kata lain, nilai yang bisa dibeli oleh sejumlah uang berkurang 10% pada akhir tahun dibandingkan dari awal tahun.
2.Prosedur  perhitungan dan tingkat akurasi data
            Inflasi dihitung secara statistik dengan mengambil sampel harga-harga di pasaran. Karena itu bisa saja perhitungan inflasi dari dua buah pihak berbeda antara satu dan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor perbedaan cara pengambilan data, metodologi yang berbeda, fokus penghitungan, serta waktu pengambilan sampel yang berbeda.
3.Menghitung inflasi kumulatif
Menghitung tingkat inflasi selama beberapa tahun tidak dapat dilakukan dengan menjumlahkan begitu saja tingkat inflasi per tahun. Perhitungan harus dilakukan dengan cara ‘penjumlahan geometris’. Sebagai contoh ingin dilakukan perhitungan tingkat inflasi selama dua tahun dimana inflasi pada tahun pertama adalah 5% dan pada tahun kedua sebesar 20%. Maka besar inflasi dari 1 Januari tahun pertama sampai 31 Desember tahun kedua adalah (1+5%) * (1+20%) - 100% == 26%.
Dengan menggunakan spreadsheet seperti Gnumeric, OpenOffice.org Calc atau *gasp* Microsoft Excel, perhitungan inflasi kumulatif dapat memanfaatkan fungsi GEOMEAN() yang berfungsi untuk mencari rata-rata geometris dari parameter-parameternya. Contoh di atas jika dihitung dengan bantuan spreadsheet dapat dituliskan menjadi = {GEOMEAN(1+5%, 1+20%)^2} - 100%. Dengan 2 pada pangkat 2 adalah jumlah tahun yang dihitung.

4. Contoh penerapan penghitungan inflasi sehari- hari
Tingkat inflasi dapat digunakan oleh pemberi dan penerima gaji sebagai salah satu faktor untuk menentukan tingkat kenaikan gaji. Sebagai contoh, seorang pekerja menerima gaji Rp 2 juta pada 1 Januari 2002. Karena itu wajar jika dia meminta kenaikan gaji kurang lebih 11.8% pada 31 Desember 2002 sesuai tingkat inflasi pada tahun tersebut, tentunya setelah mempertimbangkan faktor-faktor lainnya. Jika dia tidak mendapat kenaikan gaji, maka pendapatannya secara efektif berkurang sebesar 11.8%.
Jika ada yang memiliki data waktu awal penetapan gaji anggota DPR yang berlaku saat ini, maka dapat dihitung besarnya depresiasi gaji tersebut dan dapat pula diketahui berapa besar gaji yang pantas. Tentunya inflasi hanyalah sebuah variabel di antara variabel-variabel lainnya.
Jika seorang karyawan pada tahun 1996 katakanlah mendapatkan bayaran hanya sebesar Rp 500 ribu per bulan, tetapi ternyata bernilai sama dengan Rp 1.600.000 pada tahun 2005. ternyata gak jelek-jelek bangettt!!.. .
Supaya efektif mendapatkan keuntungan, maka perkembangan investasi haruslah di atas tingkat inflasi. Sebagai contoh, menyimpan uang dalam bentuk deposito pada awal tahun 2005 kemungkinan besar tidak menguntungkan karena bunga deposito hanyalah sekitar 5.75%, sedangkan inflasi dalam empat tahun terakhir selalu di atas 6%. Jika pada 1 Januari 2005 uang sebesar Rp 10 juta didepositokan, maka pada 1 Januari 2006 uang tersebut akan berkembang sebesar 5.75% yaitu menjadi Rp 10.575.000. Walaupun angkanya lebih besar, nilainya lebih kecil dibandingkan pada awal investasi karena pada masa tersebut harga-harga kebutuhan diperkirakan meningkat lebih besar daripada 5.75%.
Produk hukum biasanya mengesampingkan faktor inflasi sehingga nilai hukuman denda selalu berkurang seiring dengan perkembangan waktu. Sebagai contoh berikut ini adalah kutipan Pasal 59 ayat 1 UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Dua juta Rupiah pada tahun 1992 adalah jumlah yang sangat besar. Sedangkan dua juta Rupiah pada awal tahun 2005 memiliki nilai yang setara dengan kurang lebih Rp 445 ribu pada tahun 1992. Jadi pengemudi yang tidak dapat menunjukkan SIM pada tahun 1992 secara efektif didenda kurang lebih 4.5 lebih besar daripada pelanggaran serupa jika dilakukan pada tahun 2005. Sedangkan hukuman kurungan tidak ada perbedaan antara 1992 dan 2005. Jika anda melihat produk perundangan tahun 60-an yang masih berlaku, maka anda dapat saja menjumpai angka-angka denda yang tidak wajar untuk haree genee!!!, misalnya Rp 1000 atau Rp 2000.
Jika A meminjam uang dari B pada 1 Januari 2004 sebesar 10 juta Rupiah. Kemudian pada 31 Desember 2004, B mengembalikannya kepada A dengan jumlah uang yang sama. Maka selama B memakai uang tersebut, nilai efektifnya berkurang sebesar 6.1%. 10 juta pada 31 Desember 2004 bernilai 6.1% lebih kecil daripada 10 juta pada 1 Januari 2004. Karena membungai pinjaman tidak etis dan dilarang oleh agama tertentu, maka jika anda meminjam uang janganlah terlalu lama yaa he he he. kalo lewat setahun, yang minjem harusnya punya kebijaksanaan,  yang tidak perlu diungkapkan pada awal saat peminjaman.. karena takut jadi riba gitu loooch!!

II. INFLASI DI INDONESIA JANUARI – DESEMBER 1999
1.ANNUAL REPORT BAPEPAM
Annual Report Bapepam 1999

Tahun 1999 merupakan tahun pemulihan bagi Pasar Modal Indonesia setelah dalam beberapa tahun terakhir dilanda krisis ekonomi. Membaiknya kondisi pasar modal tersebut ditandai dengan meningkatnya volume dan nilai transaksi perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) masing-masing sebesar 96,95% dan 48,35% dibandingkan tahun 1998.
Perkembangan lainnya nampak dari proporsi perdagangan saham pada tahun 1999, di mana pemodal lokal mendominasi perdagangan sebesar 65,02% dari total nilai transaksi sedangkan transaksi yang dilakukan oleh pemodal asing sebesar 34,98%.
Meningkatnya aktivitas perdagangan di bursa tidak terlepas dari pengaruh terbentuknya pemerintah baru yang legitimate dan diharapkan dapat menciptakan stabilitas politik dan ekonomi yang lebih baik. Dalam tahun 1999, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 1,8% dibandingkan tahun 1998 sebesar -13,2% dengan tingkat inflasi menurun tajam menjadi sebesar 2,01% dibandingkan dengan tingkat inflasi pada tahun sebelumnya sebesar 77,6% .
Perkembangan tersebut lebih membuka peluang bagi Pasar Modal Indonesia sebagai sumber alternatif pembiayaan bagi perusahaan dalam memperbaiki struktur keuangannya. Perusahaan-perusahaan yang melakukan penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebagian besar menggunakan dana yang diperoleh untuk keperluan restrukturisasi keuangan dan penambahan modal kerja. Sedangkan untuk Emiten sektor perbankan pada umumnya melakukan penerbitan HMETD untuk memenuhi ketentuan rasio kecukupan modal yang dipersyaratkan.
Selama tahun 1999 terjadi 11 Penawaran Umum Saham Perdana (dan 1 Perusahaan Publik) dengan nilai emisi sebesar Rp805,2 miliar, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 3 Penawaran Umum Saham Perdana (dan 1 Perusahaan Publik) dengan nilai Rp68 miliar. Selain itu terdapat 30 penerbitan HMETD dengan nilai Rp129,93 triliun, meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 19 Penerbitan HMETD dengan nilai sebesar Rp5,07 triliun.
Dalam rangka meningkatkan transparansi laporan keuangan, pada saat ini tengah dilakukan pengkajian ulang peraturan Bapepam dalam bidang laporan keuangan dan akuntansi untuk disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi dalam standar pelaporan dan akuntansi. Selain itu Bapepam mengingatkan secara terus menerus kepada Emiten dan Perusahaan Publik untuk menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengacu pada standar internasional.
3 peraturan. Peraturan baru meliputi hal-hal yang berkaitan dengan Tata Cara Penagihan Sanksi Administratif Berupa Denda dan Pokok-pokok Ketentuan Perjanjian Pinjaman Subordinasi Perusahaan Efek, sedangkan penyempurnaan peraturan meliputi antara lain Sistem Pemilihan dan Kriteria Calon Komisaris dan Direktur Bursa Efek, Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan. Di samping itu Bapepam juga menunda pemberlakuan ketentuan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) sebesar Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan efisiensi pasar modal, Bapepam aktif mendorong SRO serta pelaku pasar modal lainnya untuk menerapkan perdagangan tanpa warkat dan penyelesaian dengan sistem pemindahbukuan yang akan diterapkan pada semester pertama tahun 2000. Bapepam telah menyetujui peraturan pelaksanaannya antara lain meliputi peraturan mengenai Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa Tanpa Warkat dan peraturan mengenai Penitipan Kolektif Efek Bersifat Ekuitas.
Di bidang pengaturan dalam tahun 1999, Bapepam menerbitkan 2 peraturan baru dan menyempurnakan Rp5 miliar sampai dengan 1 April 2000.
Dalam mengantisipasi Masalah Komputer Tahun 2000 (MKT 2000), Bapepam telah membentuk Komite Y2K Pasar Modal dan Millenium Event Management Y2K. Selain itu, Bapepam bersama SRO aktif meyakinkan pihak pemodal dan pihak terkait lainnya mengenai kesiapan industri Pasar Modal Indonesia menghadapi MKT 2000, sehingga Pasar Modal Indonesia terbebas dari masalah Y2K.
Di masa mendatang, Bapepam terus akan mendorong penerapan prinsip good corporate governance bagi pelaku pasar modal untuk lebih memperhatikan keterbukaan dan mekanisme pengawasan sehingga kinerja perusahaan dapat terpantau lebih baik dan untuk meningkatkan kepercayaan pemodal.
Demikian pula Pasar Modal Indonesia terus berupaya menjadi pasar modal yang sehat dan dinamis. Sebagai badan yang bertugas membina, mengatur, dan mengawasi perkembangan Pasar Modal Indonesia, Bapepam akan mengembangkan program-program yang mendukung agar proses peningkatan tersebut berkelanjutan dan konsisten pada prinsip-prinsip keterbukaan menuju pasar modal yang wajar, teratur, dan efisien.

2.KONDISI MONETER TETAP STABIL

BANK INDONESIA BERKEYAKINAN KONDISI MONETER TETAP STABIL

Memenuhi ketentuan Pasal 43 Undang-undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, pada hari ini, tanggal 7 Desember 1999, Dewan Gubernur Bank Indonesia menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan untuk melakukan evaluasi dan menetapkan arah kebijakan umum di bidang moneter. Rapat membahas evaluasi perkembangan ekonomi, moneter, dan laju inflasi terkini, serta penetapan arah kebijakan moneter sampai akhir tahun 1999.

Dewan Gubernur menilai bahwa sampai dengan bulan November 1999 kondisi moneter cukup stabil. Hal ini terlihat dari perkembangan harga-harga barang dan jasa yang masih tetap terkendali walaupun terdapat sedikit kenaikan laju inflasi. Laju inflasi bulanan pada bulan November 1999 relatif rendah yaitu 0,25%, sehingga selama periode Januari - November 1999 inflasi baru mencapai 0,27%. Kenaikan harga-harga barang dan jasa tersebut berkaitan dengan berkurangnya pasokan barang akibat pengaruh musiman dan meningkatnya permintaan menjelang bulan Ramadhan. Tekanan laju inflasi tersebut juga didorong oleh kenaikan harga yang berasal dari sisi permintaan (underlying inflation) yang meningkat dari 0,11% menjadi 0,23%. Sementara itu, depresiasi nilai tukar rupiah yang terjadi akhir-akhir ini turut pula mendorong peningkatan laju inflasi khususnya melalui tradable goods. Relatif stabilnya kondisi moneter dalam tahun 1999 tidak terlepas dari disiplin kebijakan moneter yang diterapkan Bank Indonesia.

Berkaitan dengan perkembangan nilai tukar rupiah, Dewan Gubernur sependapat bahwa melemahnya nilai tukar rupiah akhir-akhir ini lebih disebabkan reaksi pasar yang berlebihan terhadap masalah Aceh dan masalah Y2K. Selama bulan November nilai tukar rupiah sedikit melemah seperti terlihat pula pada meningkatnya premi SWAP dan risk premium Indonesia di luar negeri. Sementara itu, perkembangan likuiditas rupiah di pasar relatif cukup longgar, seperti ditunjukkan oleh perkembangan suku bunga SBI 1 bulan dan 3 bulan yang pada lelang terakhir masing-masing mencapai 12,95% dan 13,05%.

Selanjutnya Dewan Gubernur memperkirakan bahwa pertumbuhan PDB riil (year on year) pada triwulan IV/1999 meningkat dengan kisaran 3,2% hingga 5,1%, lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan triwulan III/1999 sebesar 0,54%. Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDB riil tersebut diperkirakan terutama didorong oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah dan swasta, sementara secara sektoral diperkirakan berasal dari sektor perdagangan, hotel, restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa. Pertumbuhan tersebut diperkirakan dapat lebih cepat apabila fungsi intermediasi perbankan dapat segera dipulihkan. Sebagaimana dimaklumi pemulihan intermediasi perbankan sangat tergantung dari kemajuan dalam restrukturisasi perbankan dan perusahaan termasuk penyelesaian hutang luar negeri swasta. Dengan perkembangan tersebut, untuk keseluruhan tahun 1999, Dewan Gubernur memperkirakan pertumbuhan PDB riil akan berada pada kisaran –0,5% hingga 0%, sedikit lebih baik dibanding perkiraan bulan lalu.
Dari evaluasi di atas, meskipun diperkirakan akan terjadi kenaikan harga berkaitan dengan datangnya bulan Ramadhan, Hari Natal, Hari Idul Fitri, dan Tahun Baru, Dewan Gubernur memperkirakan laju inflasi pada tahun 1999 akan berada sekitar 2%. Selanjutnya, dengan melihat kondisi likuiditas pasar dan target base money, Dewan Gubernur berpendapat bahwa suku bunga SBI 1 bulan akan berkisar antara 10%-12% dan Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan suku bunga sejalan dengan perkembangan harga dan nilai tukar.









III. ANALISIS DATA
          Dari data – data yang diperoleh mengenai inflasi di Indonesia  periode Januari – Desember 1999,diketahui bahwa kondisi moneter di Indonesia pada saat  itu cukup stabil.Periode tersebut juga  merupakan pemulihan bagi kondisi moneter di Indonesia,terbukti inflasi pada periode tersebut menurun   drastic yaitu dari tingkat inflasi pada periode sebelumnya (1998) sebesar 77,6 % menjadi 2,01 % pada periode sesudahnya (1999).































IV. TABEL INFLASI DI INDONESIA
PERIODE JANUARI – DESEMBER 1999

Bulan
Indonesia (%)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
2,97
1,26
- 0,18
- 0,68
- 0,28
- 0,34
- 1,05
- 0,93
- 0,68
0,06
0,25
1,73
Jan - Des
2,01

V. ANALISIS TABEL
Pada bulan Januari 1999, inflasi di Indonesia mencapai 2,97%. Dan merupakan tingkat inflasi tertinggi pada periode Januari- Desember 1999.Tingkat inflasi terus menurun dari Januari hingga April.Dari bulan April hingga Mei mengalami kenaikan,dari -0,68 sampai -0,28.Penurunan yang cukup tajam dan merupakan tingkat inflasi paling rendah,pada tahun 1999 adalah pada bulan Juli, yaitu inflasi berada pada tingkat -1,05%.Namun, dari bulan Juli –Desember inflasi terus meningkat.Akan tetapi data yang di peroleh menunjukkan bahwa pada tahun 1999 ekonomi di Indonesia cukup stabil.











KESIMPULAN

Dari data – data yang diperoleh mengenai inflasi di Indonesia  periode Januari – Desember 1999,diketahui bahwa kondisi moneter di Indonesia pada saat  itu cukup stabil.Periode tersebut juga  merupakan pemulihan bagi kondisi moneter di Indonesia,terbukti inflasi pada periode tersebut menurun   drastic yaitu dari tingkat inflasi pada periode sebelumnya (1998) sebesar 77,6 % menjadi 2,01 % pada periode sesudahnya (1999).
Pada bulan Januari 1999, inflasi di Indonesia mencapai 2,97%. Dan merupakan tingkat inflasi tertinggi pada periode Januari- Desember 1999.Tingkat inflasi terus menurun dari Januari hingga April.Dari bulan April hingga Mei mengalami kenaikan,dari -0,68 sampai -0,28.Penurunan yang cukup tajam dan merupakan tingkat inflasi paling rendah,pada tahun 1999 adalah pada bulan Juli, yaitu inflasi berada pada tingkat -1,05%.Namun, dari bulan Juli –Desember inflasi terus meningkat.Akan tetapi data yang di peroleh menunjukkan bahwa pada tahun 1999 ekonomi di Indonesia cukup stabil.
























PENUTUP
Assalamualaiku wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nyasehingga kami dapat menyelesaikan tugas untuk menyusun kliping EKONOMI mengenai Inflasi di Indonesia tahun 1999.
Walaupun dalam menyusun kliping Ekonomi ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik. Namun kami menyadari bahwa kliping ekonomi kami masih banyak banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga Allah SWT menjadikan semua ini sebagai amal solehyang nantinya akan mendapatkan balasan yang sesuai.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalm penyusunan kliping ekonomi ini. Semoga kliping ekonomi ini dapat berguna bagi para pembaca.
Wasalammualaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar